Bedah Film

Bedah film adalah kegiatan menonton sebuah film secara bersama-sama dan melakukan diskusi setelah-nya terkait film dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Manfaat yang bisa di ambil dari bedah film ini yaitu kita dapat memahami bahwa dalam sebuah film tersimpan banyak pesan dan pengetahuan yang bisa di ambil, baik itu kaitannya dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain. Sehingga menonton tidak hanya memuaskan mata dan dunia fantasi saja, tetapi kita bisa ambil pelajaran dari suatu film. Mari kita simak Film berikut ini ...
"Kosong adalah isi, isi adalah kosong", ucap Biksu Tong. Sebuah petuah bijak tentang bagaimana segala sesuatu dalam hidup sejatinya bersifat relatif, sehingga mesti dipandang melalui banyak sisi. Tapi mau dilihat memakai perspektif apa pun, Tasbih Kosong tetaplah kosong.  Sebelum film dimulai, muncul kalimat peringatan. Bukan soal "kisah ini fiktif belaka" atau "tidak ada hewan yang dilukai", tetapi kurang lebih berbunyi, "PERHATIAN! Dilarang keras melakukan ajaran sesat seperti pesugihan". Ribuan film sudah saya tonton, dan baru Tasbih Kosong yang terpikir mencantumkan kalimat tersebut.  Read More

Semua pernak-pernik tentang film ini terkesan sensasional. Baik kata "betina" di judul yang memancing perdebatan, maupun rating usia 21+ yang alih-alih coba dihindari justru jadi materi promosi. Seluruhnya sensasional, kecuali satu hal: filmnya sendiri. Para Betina Pengikut Iblis ingin tampil gila. Darah ditumpahkan, isi perut bertebaran, tapi Rako Prijanto, yang baru bulan lalu mengawali debutnya menyutradarai horor lewat Bayi Ajaib, melupakan hal penting. Keseruan film gore (entah slasher, torture porn, atau subgenre eksploitasi lain) berasal dari proses penjagalannya, bukan sebatas jeroan yang dipamerkan bak di etalase toko daging. Read More
Waktu Maghrib adalah suguhan horor solid. Berisikan trik formulaik, tapi sentuhan Sidharta Tata (Quarantine Tales) di kursi sutradara mampu menawarkan intensitas di berbagai titik. Soal cara "menangani" tokoh anak pun, dibanding mayoritas horor kita, ia bersedia mendorong batas ke tingkat yang cukup ekstrim. 
Ya, sekali lagi, filmnya solid. Masalahnya, Waktu Maghrib menyimpan potensi jauh lebih banyak lagi. Sebagai horor lokal, ia bisa menjadi produk langka yang tak mengesampingkan penceritaan. Sayang, serupa karakter-karakternya, potensi cerita tersebut ikut tersesat di tengah kegelapan maghrib.  Read More

Berbalas Kejam berupaya memberi perbedaan pada genre revenge thriller, sehingga ia pun tampak semakin menonjol mengingat minimnya kuantitas genre tersebut di Indonesia (jika pembalasan arwah arwah penasaran tak dihitung). Filmnya lebih menekankan proses menghadapi duka, dilema moralitas, serta nilai kemanusiaan, ketimbang glorifikasi kekerasan dalam aksi balas dendam.  Tidak mengherankan, sebab ia lahir dari buah pikir Teddy Soeriaatmadja yang dikenal atas karya-karya alternatif seperti Lovely Man (2011), Something in the Way (2013), dan About a Woman (2014). Read More.

Walaupun cerita dalam film Perempuan Tanah Jahanam cukup mengerikan, namun film ini juga dibumbui dengan adegan-adegan humor yang dapat mencairkan suasana. Penonton akan merasakan keseimbangan antara ketegangan dan komedi yang disuguhkan oleh film ini. Selain itu, film Perempuan Tanah Jahanam juga menampilkan pemandangan pedesaan yang indah dan menawan. Desa yang menjadi latar belakang cerita tersebut dipresentasikan dengan apik, membuat penonton merasakan suasana pedesaan yang nyata. Read More

Film KKN Desa Penari mengadaptasi kisah yang beredar dan viral di media sosial. Penutur kisah tersebut adalah pemilik akun twitter @simpleman. Di Indonesia, film ini menjadi salah satu film terlaris dan menempati peringkat kedua di bawah Avengers: Endgame. Maka, mari kita simak cerita enam mahasiswa yang mengalami hal-hal mengerikan selama melaksanakan program KKN ini. Read More